Dalam manajemen resiko, kita perlu menyadari bahwa segala benda di dunia ini memiliki resiko untuk mengalami kerusakan, termasuk diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu menganalisa resiko-resiko apa aja yang ada, berapa besar peluang resiko tersebut terjadi, beserta berapa besar kerugian yang akan dialami. Untuk resiko-resiko yang dapat menimbulkan kerugian besar ataupun memiliki peluang tinggi, kita perlu menyiapkan rencana antisipasi agar kehidupan rutin kita jangan sampai terlalu banyak terganggu apabila kerusakan tersebut terjadi.
Sebagai contoh, perhatikan cerita dibawah ini:
James adalah seorang manager di perusahaan swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Setiap harinya James mengendarai sedan Balenonya untuk pergi ke kantor.
Pada suatu hari, musibah datang menimpa James. Mobil sedan yang dikendarainya ditabrak oleh bus yang melanggar lampu merah. Mobil James mengalami kerusakan parah sementara James sendiri jatuh tidak sadarkan diri sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Ternyata luka yang dialami oleh James cukup parah. Selama seminggu James berada dalam kondisi koma, tidak sadarkan diri. Setelah sadar, James masih harus dirawat nginap dalam rumah sakit selama dua minggu dan setelah itu kesehatan James harus dicek setiap seminggunya. Sementara tangannya yang mengalami patah tulang tidak bisa digunakan untuk bekerja selama 3 bulan.
Perusahaan tempat James bekerja merasa turut berduka cita atas musibah yang menimpa James. Mereka mengirimkan bunga dan menjenguk James pada saat di rumah sakit. Namun karena James tidak bisa bekerja dalam 3 bulan mendatang, mereka memutuskan untuk memberhentikan James.
Berapa kerugian finansial yang diderita oleh James?
- Mobil sedannya yang hancur karena ditabrak bus.
- Ongkos rawat nginap rumah sakit hingga 3 minggu.
- Obat-obatan yang diperlukan untuk memulihkan kesehatan James.
- Ongkos medical check-up setelah keluar dari rumah sakit.
- Kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan utamanya.
Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa semua orang memiliki risiko mengalami musibah seperti cerita diatas. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mempelajari manajemen resiko. Apa yang Anda lakukan untuk mengantisipasi kejadian seperti diatas? Jawabannya ada 2, yaitu menyiapkan dana darurat atau mengalihkan resiko ke pihak lain.
Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja Anda sisihkan untuk digunakan pada saat darurat. Biasanya dana ini disimpan dalam bentuk tabungan dengan rekening khusus yang tidak boleh ditarik jika bukan dalam keadaan darurat. Kelebihan dari dana darurat adalah bahwa dana ini adalah tabungan Anda. Uang dalam dana darurat akan tetap menjadi milik Anda jika tidak terjadi musibah. Dan uang ini bisa Anda gunakan untuk apa saja yang Anda mau.
Sementara kekurangan dari dana darurat adalah dibutuhkan kedisiplinan untuk secara berkala menyimpan uang ke rekening dana darurat. Dan kedisiplinan juga diperlukan agar dana darurat ini benar-benar disimpan, tidak ditarik untuk keperluan harian.
Namun, kekurangan terbesar dari dana darurat adalah terbatasnya jumlah uang yang bisa Anda tabung sebagai dana darurat. Dalam kasus seperti James diatas, dana darurat tidak akan cukup untuk mengganti seluruh kerugian finansial yang diderita oleh James. Dalam hal ini, Anda perlu mempertimbangkan cara manajemen resiko yang lain.
Mengalihkan Resiko ke Pihak Lain
Cara lain untuk mengantisipasi resiko adalah dengan cara mengalihkan resiko tersebut ke pihak lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membeli asuransi. Dalam perjanjian asuransi, Anda menyerahkan sejumlah uang yang disebut premi kepada pihak penanggung(perusahaan asuransi) dan pihak penanggung berjanji akan memberikan ganti rugi kepada Anda jika Anda mengalami musibah.
Kelebihan dari cara ini adalah Anda akan mendapatkan uang ganti rugi dalam jumlah besar apabila terjadi musibah. Dengan perencanaan asuransi yang baik, James tidak perlu mengeluarkan uang pribadi satu sen pun untuk menutupi seluruh kerugian finansial yang disebutkan diatas.
Kekurangannya adalah resiko yang ditanggung oleh asuransi terbatas pada perjanjian polis asuransi. Misalkan perjanjian asuransi hanya meng-cover kerugian akibat meninggal, maka pihak asuransi tidak akan memberikan ganti rugi untuk ongkos perawatan di rumah sakit. Selain itu, perjanjian asuransi juga memiliki batas waktu (biasanya hanya berlaku setahun). Jika dalam periode tersebut tidak terjadi apa-apa, maka uang premi yang telah Anda bayar akan hangus.
Ironis memang, disatu sisi Anda memerlukan ganti rugi dalam jumlah besar apabila Anda mengalami musibah. Namun disisi lain polis asuransi membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itulah Anda perlu menganalisa kebutuhan Anda sendiri. Anda perlu menetapkan sendiri resiko-resiko apa saja yang harus ditanggung oleh pihak asuransi, dan resiko mana saja yang bisa diatasi dengan dana darurat.
Posting Komentar